Pesona Barat di Indonesia




























Judul Buku          :  Pesona Barat di Indonesia
Penulis                :  Vissia Ita Yulianto
Editor                  :  Alfathri Adlin
Hal                       : xx + 168 hlm.; 15 x 21 cm
Penerbit              : Cetakan I, Maret 2007, Jalasutra, Yogyakarta dan Bandung
Harga                   :

Sudah lama saya punya buku “Pesona Barat-Tentang Kesadaran Warna Kulit di Indonesia”, dibaca berulang-ulang tak pernah bosan atau jangan-jangan harus diulang-ulang karena saya agak lelet.  Membaca buku ini semakin membuka pertanyaan dan kegelisahan saya tentang perempuan-perempuan di lingkungan terdekat yang rata-rata mendambakan kulit putih.  Kulit putih membuat perempuan lebih percaya diri dan yang berkulit lebih gelap seringkali menjadi becandaan.  Begitupun dengan penilaian umum, kebanyakan perempuan berkulit putih lebih dianggap lebih menarik, didambakan, menguntungkan yang akhirnya ada kebanggaan tersendiri.  Hingga akhirnya para perempuan ini mengkonsumsi produk-produk pemutih karena menyerap persepsi bahwa cantik itu putih.

Hey, ada apa sih dengan warna kulit, kenapa begitu sensitif?  Bahkan lebih dahsyat lagi dari warna kulit ini menjadi sarana vital untuk legitimasi atas banyak kepentingan; globalisasi, kapitalisme, kelas, kekuasaan, superioritas.  Bagi beberapa orang bisa jadi mengerutkan kening, tapi itulah kenyataannya.  Vissia Ita menjawab kegelisaan saya selama ini, dia mengupas sangat dalam tentang bagaimana kulit putih punya nilai lebih di mata manusia.  Visia Ita menganalisa secara historis bagaimana mental terhadap warna kulit ini begitu mempengaruhi persepsi masal.  Sejak jaman penjajahan kolonial dengan mengusung keunggulan industri dan pengetahuan, gaya hidup yang "modern" dengan acuan "Barat" yang menciptakan bahwa "Barat" adalah gaya hidup maju dan menjadi acuan gaya hidup yang baik. Sehingga lahirlah bahwa kulit putih dan wajah indo lebih didambakan. Saya semakin mengerti pesona Barat ini tidak tumbuh begitu saja, tapi ada proses politik, “penjajahan” mental, kepentingan yang pada akhirnya adalah kekuasaan dunia. 

Perilaku perempuan yang mendambakan kulit putih ini tidak tiba-tiba, fenomena ini lahir  dari pengalaman sejarah.  Vissia Ita membagi tiga faktor pengalaman sejarah yang membuat kita faham prilaku perempuan ini keterpesonaanya terhadap Barat yang bisa dilihat dari perubahan sikap terhadap lokalitas.  Ada tiga masa faktor pengalaman sejarah yang dikupas penulis, masa kolonialisme Belanda dengan politik rasnya, masa pemerintahan Soekarno dengan ekuitas gender dan pembangunan kepercayaan diri pada bangsanya, dan masa kekuasaan Orde Baru dengan redomistifikasi perempuan dan agenda modernitasnya. 

Beres baca buku ini, dari komitmen untuk menuliskan resensi-resensi-an versi Ima di blog menjadi agak kesulitan, karena isi buku ini yang asik, terlalu banyak yang penting ingin dituangkan.  Jadinya, jadwal posting pun menjadi agak terhambat.  Menulisnya jadi lebih banyak mikir karena takut salah.  Isi buku ini menjelaskan banyak sisi tentang peng-“hamba”-an orang-orang pada warna kulit si-putih ini.  Penulis-Vissia Ita mengupas banyak dari sejarah, pengaruh iklan, modernitas-Barat yang cenderung melibas warna kulit lain menjadi kelas rendahan dan kulit putih adalah kelas atas.  Buku yang sangat bagus dan wajib dibaca semua perempuan agar lebih bangga dengan apapun warna kulitnya.  Buku ini membuat saya merasa sedih pada perempuan-perempuan yang berusaha keras memutihkan kulitnya. 

Imatakubesar
Serpong, 12 Januari 2015
#Baca1Buku1Minggu #MingguKe2

Comments

  1. buku yang bagus niiih...paling tidak membukakan mata kita bahwa tidak selamanya yang bagus di orang lain akan bagus di kita dan percaya diri serta nyaman dengan diri sendiri itu mahal harganya...saya bukan pecinta kulit putih ..dan mungkin karena kulit saya memang coklat dan tambah coklat karena sering diving :). But I'm loving it! Dan tahu ngg, kalau di luar negeri, kita justru sangat eksotis karena kita 'beda'..mereka yang berkulit putih justru sibuk tanning supaya kulitnya coklat..but I have to agree, ini bukan hanya karena sifat manusia yang pada dasarnya memang tidak selalu puas dengan diri sendiri, tapi ada unsur komersialisme dan 'penjajahan mental'...salam kenal btw mba :)

    ReplyDelete
  2. atas nama kapitalisme lahirlah pemahaman umum yang diyakini semua perempuan: perempuan itu harus putih, langsing, seksi, dan sebagainya... akhirnya kita2 yang kulitnya sawo matang ini lupa bersyukur. Padahal di Barat nya aja pada pengen punya kulit kaya kita ya mak ...
    begitulah manusia :(

    ReplyDelete
  3. Harrah's Ak-Chin Casino Hotel - JTA Hub
    Harrah's Ak-Chin 제주 출장샵 Casino Hotel in Maricopa, 과천 출장마사지 Arizona is 고양 출장마사지 the finest example of 여수 출장샵 what hospitality brings to life. We've assembled an 영천 출장샵 unforgettable

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts