1998 dalam kartunis Mice

Judul                               :  Mice Cartoon: Indonesia 1998
Cerita dan gambar           :  Muhammad Mice Misrad
Editor                              :  Leo Tigor
Ukuran/Cetakan               :  125 hlm ; 22 cm x 17,5 cm. Cetakan Kedua, Mei 2014
Penerbit                            :  Jakarta, Octopus Garden, 2014
Harga                                : 

Foto: imatakubesar
Kalau kamu hidup dewasa di tahun 1998-an, pasti bisa merasakan efek pemerintahan dan paska tumbangnya Orde Baru.  Banyak orang menikmati masa-masa kejayaan “rezeki” orde baru dan lebih banyak pula yang tertekan bahkan meninggal dalam kondisi naas.  Semakin kamu berani menyuarakan ketidakadilan dan sejenisnya, maka menderitalah hidupmu.  Kondisi pemerintahan saat itu otoriter dan sistem KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) seperti mendarah daging dan sulit diusut, karena semua sistem pemerintahan sudah saling melindungi.  Sisa-sisa mental ini terjadi hingga sekarang, meskipun kondisinya tentu lebih baik setelah melewati berbagai pembelajaran shock culture.   Kalau sekarang mulai muncul gambar Soeharto dengan tulisan “Enak jamanku, toh!”, saya tidak mau kembali ke jaman itu.  Semua mulut dan mata ditutup pada kenyataan, kita dimanjakan dengan keindahan alam yang diam-diam dikuasai oleh segelintir orang dan makin keropos serta berita yang semu dan mendayu-dayu. 

Melalui goresan kartun Mice, membuka kembali ingatan kejadian belasan tahun lalu.  Awal moneter, turunnya presiden yang menguasai negeri hingga 32 tahun hingga runtuhnya era Orde Baru.  Membaca dan menikmati karya Mice, seperti membuka sejarah pergerakan politik dan sosial yang begitu hebatnya.  Selama ini manusia Indonesia seperti air soda yang dikocok dalam botol tertutup rapat, lalu tutup botol itu pun dilepas.  Airnya berhamburan kemana-mana tak menentu, era “reformasi” menjadi salah kaprah.  Banyak efek positif namun banyak pula yang memanfaatkan peluang dengan dalih “kebebasan” yang menumbuhkan kehidupan sosial yang tak terkendali.   Negeri yang terkenal lembut itu seperti keluar dari sangkar, mengganas tiba-tiba bahkan yang dulunya berkuasa mencari jalan aman dan berubah penampilan menjadi sosok humanis dan berjuang mengatasnamakan rakyat. Semua unsur memanfaatkan kebebasan untuk sebuah citra, eksistensi dan kekuasaan.

Melalui gambar-gambar dan cerita-cerita pendek yang detil , merangkum segudang informasi yang membuat kita tertawa miris dan kadang merasa ngeri sendiri.  Bahwa kita bagian dari lingkaran kehidupan masa krisis moneter, mental, pendidikan, generasi yang kehilangan identitas dan carut marut pemerintahan.  Tuntutan reformasi membukakan mata kita bahwa fondasi semua sistem politik, sosial kita selama ini yang cengeng dan lembek.  Kartun serius dan penuh dedikasi ini perlu dimiliki oleh siapa pun, karena setiap titik memberi kekuatan garis sejarah yang tidak boleh dilupakan. 

@imatakubesar
12 Maret 2015

Comments

  1. Rasa-rasanya sudah mau kembali ke jaman "enak jamanku toh"
    paling tidak dulu itu harga murah :(

    btw si mice ini pisah ranjang ama benny ya. Padahal suka lihat keduanya di satu kartun benny & mice

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts